Universitas Baiturrahmah (Unbrah) melaksanakan kegiatan Kajian Dhuha secara daring pada Sabtu 12 Maret 2022 dengan narasumber Ustadz Dr. H. Syofyan Hadi, Lc, M.A.
Dalam hal ini Ustadz Dr Syofyan Hadi menyampaikan tentang Tarhib Ramadhan, atau menyambut bulan penuh kebahagiaan, menguntungkan dan menyenangkan di mana semua orang beriman selalu merindukan setiap waktu kedatangannya.
Alasannya, sebab Allah menjanjikan dua kebahagiaan kepada orang yang berpuasa di Ramadhan yakni kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat mendapat pahala.
Mengingat dibanding ibadah lain Puasa Ramadhan, pahalanya tidak terukur karena langsung ditentukan oleh Allah SWT Seperti dalam AZ Zumar 10. Sehingga semakin banyak ibadah selama Ramadhan maka peluang pahala yang didapat semakin banyak.
Dengan demikian sudah seyogyanya kita menyambut Ramadhan dengan kegembiraan namun juga tidak mengabaikan pengetahuan.
Pengetahuan ini ditujukan terkait syarat dan ketentuan puasa termasuk ke dalamnya hal-hal yang membatalkan atau merusak puasa.
Salah satunya dalam hal menjaga puasa bukan hanya menahan haus dan dahaga namun juga ujung jari dan bicara. Termasuk marah, mengumpat, mencaci dan berghibah.
Bukan hanya itu, karena puasa adalah menahan nafsu tentu menahan godaan syetan salah satunya kegiatan ngabuburit yang merupakan godaan syetan.
Sebab kata Ustadz banyak alasan mengapa ngabuburit bagian dari rencana syetan sebagai contoh saat orang berkumpul menunggu berbuka puasa potensi konflik dapat terjadi sehingga akan merusak bahkan menghilangkan pahala puasa.
Selain itu waktu menjelang berbuka adalah puncak haus dan lapar sehingga bagian dari kedekatan kepada Allah. Pada waktu itu juga bila berdoa kepada Allah akan dikabulkan atau makbul.
Amat wajar bila syetan memprogram dalam hawa nafsu manusia untuk keluar dari rumah dan membeli makanan berbuka atau berkumpul ngabuburit mendengar Azan Magrib.
Kemudian pengetahuan yang perlu diketahui oleh orang berpuasa juga terkait puasa Qadha yang harus segera dilaksanakan sebelum puasa sunat lainnya. Bila tidak mampu berpuasa karena sakit keras atau hamil Allah juga memberikan kesempatan untuk membayar Fidyah.
Hal lain yang perlu diketahui terkait sebelum memasuki Ramadhan wajib memaafkan dan diberi maaf serta mensucikan diri seperti balimau tapi bukan di sungai atau bersama-sama.
Menurut Ustadz ibadah puasa adalah ibadah yang cukup berat dilaksanakan karena menahan larangan. Bahkan nabi Adam juga tidak mampu menahan puasa dari buah khuldi.